Memilih paket haji plus memang perlu pertimbangan matang. Sebagai jamaah yang pernah merasakan langsung, saya paham betapa pentingnya tips memilih haji plus yang tepat agar ibadah lancar dan nyaman. Bukan sekadar urusan harga, tapi juga kredibilitas travel, fasilitas, serta pelayanannya. Pengalaman haji plus saya dulu berkesan karena memilih penyedia yang benar-benar memahami kebutuhan jamaah. Di sini, saya ingin berbagi insight berdasarkan pengalaman langsung—mulai dari cara mengecek track record biro perjalanan sampai membandingkan benefit tiap paket. Langsung saja, simak poin-poin pentingnya!
Baca Juga: Panduan Travel Umroh & Haji Plus
Cara Menyaring Penyedia Haji Plus Terpercaya
Ngomongin soal nyari biro haji plus terpercaya, gue belajar banyak dari pengalaman sendiri dan sesama jamaah. Pertama, cek dulu izin resminya di Kementerian Agama RI (situs resminya bisa dicek di sini). Jangan sampai salah pilih abal-abal!
Kedua, gue selalu minta track record konkret—berapa kali mereka ngurus jamaah, apa ada komplain serius, atau kasus jamaah gagal berangkat. Agen beneran biasanya berani kasih data real, bahkan bisa dikontakin mantan jamaahnya buat testimoni.
Ketiga, bandingin kontrak paketnya detail-detail. Gue pernah ketemu agen yang janji fasilitas wah tapi pas di lapangan jauh beda. Sekarang gue selalu minta rincian hitam di putih: daftar hotel, transportasi, sampai makan per hari. Kalau mereka ngeles atau nggak jelas, langsung cari yang lain!
Terakhir, cek komunitas jamaah haji di media sosial atau forum kayak TripAdvisor buat liat review asli. Pengalaman orang lain itu warning system terbaik—apalagi kalau ada yang sampe nongol di grup Whatsapp kolektif komplain, itu red flag banget.
Bonus tip: kalau ada agen nawarin harga jauh di bawah pasaran, waspada! Haji plus beneran pasti ada biaya logistik jelas yang nggak mungkin murah gitu aja. Lebih baik bayar mahal dikit tapi pasti berangkat daripada pilih murah tapi akhirnya nggak jadi.
Keunggulan Paket Haji Plus Dibanding Reguler
Jujur aja, setelah cobain haji reguler dan plus, bedanya kayak langit dan bumi—apalagi buat yang mau fokus ibadah tanpa ribet. Salah satu keunggulan haji plus itu akomodasinya. Di Mekkah, gue nginep di hotel dekat Masjidil Haram (jarak jalan kaki 5 menit!), bukan di pinggiran kayak jamaah reguler yang harus naik bus berjam-jam. Info resmi soal lokasi pemondokan bisa dicek di situs Kementerian Haji Saudi.
Kedua, kuota jauh lebih pasti. Haji reguler antriannya bisa 10+ tahun, sedangkan haji plus biasanya cuma 1-3 tahun (tergantung travel). Buat yang udah sepuh atau punya kondisi kesehatan tertentu, ini beneran lifesaver. Fasilitas medis juga lebih oke—ada dokternya sendiri dan transportasi standby buat ke klinik.
Plusnya lagi: bebas dari urusan logistik. Jamaah reguler harus ngantri makanan, cuci baju sendiri, atau atur transport. Kalau haji plus, semua udah dijadwalin rapi termasuk makan buffet dan laundry. Gue bisa fokus talbiyah sama dzikir tanpa mikirin hal teknis.
Yang paling gue suka? Jadwal fleksibel. Haji plus bisa milih waktu berangkat (Arafah 9 Dzulhijah atau sebelumnya) dan pulangnya lebih cepet kalau mau. Ada juga opsi umroh sebelum/ sesudah haji—benefit yang gak ada di reguler. Tapi inget, biro haji plus bagus harus punya sertifikasi BPJH. Jangan sampai kecele!
Catetan kecil: walau lebih nyaman, ibadah tetap yang utama. Fasilitas mahal gak menjamin haji mabrur, tapi bantu banget buat memaksimalkan kekhusyukan.
Faktor Harga dan Fasilitas yang Harus Diperhatikan
Ngebahas harga haji plus itu tricky—ada yang murah meriah di bawah Rp 40 jutaan sampai yang elite Rp 100 juta lebih. Tapi gue belajar keras: harga lebih murah belum tentu efisien. Ini faktor-faktor yang gue compare:
- Akomodasi: Jarak hotel ke Masjidil Haram/Haramain itu pengaruh banget. Paket termurah biasanya nginep di Aziziyah (30+ menit naik bus), sementara premium bisa di Abraj atau Hilton tower (jalan kaki 5 menit). Cek peta lokasi resmi di Google Maps atau Haramin Map.
- Makanan: Ada yang sekatering prasmanan, ada pula yang ala carte. Hati-hati sama agen yang bilang "fullboard" tapi ternyata dikasih nasi bungkus biasa. Mintain contoh menunya sebelum daftar!
- Transportasi: Gimana shuttle bus-nya? Ada yang cuma antar-jemput harian, ada pula yang 24/7. Buat jamaah lansia, ini vital banget.
- Pembimbing: Ini beda tipis sama haji reguler. Agen top biasanya nyediain pembimbing ustadz senior (bukan sekedar tour leader) yang bisa temanin tanya fiqh haji.
Gue sering liat daftar harga resmi di BPJH buat patokan. Jangan mau dikibulin agen yang mark-up tanpa kejelasan. Pro tip: paket mid-range Rp 60-80 juta biasanya udah dapet fasilitas oke tanpa overpay.
Satu lagi: selalu tanya biaya tersembunyi
Tips Memilih Akomodasi Nyaman Selama Haji
Pilih akomodasi haji itu kayak beli rumah kedua—bakal jadi basecamp ibadah sebulan lebih. Berdasarkan pengalaman gue, ini hal-hal praktis yang harus lu cek:
- Jarak ke Masjidil Haram: Hotel di kompleks Abraj Al Bait (kayak Fairmont, Swissotel) itu premium banget, tapi kalo budget pas-pasan bisa cari yang masih area shunting zone (radius 1 km). Hindari yang harus naik bus 4x sehari karena bakal nyiksa, apalagi pas peak season. Cek zonasi resminya di situs Makkah Municipality.
- Kamarnya sendiri: Jangan mentang-mentang mau irit terus milih kamar berempat. Capek ibadah seharian butuh istirahat privat. Minimal cari kamar berdua dengan AC independen (AC sentral sering bermasalah).
- Fasilitas dasar: Laundry service wajib ada, lift banyak (ngantri lift 15 lantai itu neraka!), dan ada foot bath di kamar mandi buat yang abis Thawaf.
- Akses makanan: Hotel yang ada dapur kecil atau minibar itu lifesaver buat yang perlu ngemal malem. Kalo enggak, pastikan ada minimarket dekat lobby.
Gue pernah nginep di hotel bintang 3 yang ternyata mattress-nya keras banget sampe pegel-pegel. Sekarang gue selalu minta foto kamar asli—bukan brosur—sama mantan jamaahnya.
Catatan kecil: kalo ada pilihan, lantai 5-15 itu sweet spot—enggak terlalu rendah (berisik) tapi juga enggak kebanyakan lift.
Banyak hotel di Makkah yang nanye-in website Booking.com untuk liat review aktual. Jangan cuma percaya foto katalog dari agen!
Rekomendasi Travel Haji Plus dengan Pelayanan Prima
Setelah ikut beberapa travel haji plus dan denger cerita puluhan jamaah, ini rekomendasi gue berdasarkan track record beneran (bukan endorse ya!):
- Albarkah Travel: Konsisten 15+ tahun ngurus haji plus dengan basis syariah. Pembimbingnya alumni Madinah, akomodasi di area King Abdul Aziz Gate (10 menit jalan ke Masjidil Haram). Cek profil resminya di website mereka.
- PT Anugerah SQ: Punya izin BPJH lengkap dan sering jadi rujukan komunitas alumni. Layanan unggulannya: dapet SIM haji Saudi lebih cepet dan ada klinik khusus buat jamaah lansia.
- Auladi Tour: Special buat yang mau plus umroh sebelum berangkat—jadwalnya fleksibel. Fasilitasnya termasuk kursus manasik intensif 3 bulan sebelum berangkat.
Yang pasti, selalu cross-check di Sistem Informasi Haji Kemenag buat mastiin travelnya legit. Dari pengalaman gue, travel bagus biasanya punya ciri-ciri:
- Bisa kasih virtual tour akomodasi
- Punya grup alumni yang aktif (bukan cuma testimoni di website)
- Responsif WA 24 jam—bukan cuma saat mau daftar doang
Jangan tergiur bonus kayak souvenir atau tas branded. Fokus ke jaminan: pastikan nama lu udah kepastian kuota di Saudi sebelum bayar full. Travel oke biasanya berani kasih surat keterangan kuota dari pihak Arab Saudi.
P.S.: Hindari travel baru yang belum ada alumni hajinya—risikonya kebesaran!
Baca Juga: Panduan Memilih Koper Perjalanan yang Praktis dan Tangguh
Persiapan Penting Sebelum Berangkat Haji Plus
Persiapan haji plus itu beda jauh sama persiapan liburan biasa—ini bocoran dari pengalaman gue yang pernah keteteran:
- Dokumen darurat: Fotokoin semua dokumen (paspor, visa, kartu vaksin) 3x simpan di tempat terpisah. Gue juga simpan scan-nya di Google Drive (cek tips dokumen haji resmi). Jangan lupa bawa kartu nama kontak keluarga + travel di dompet!
- Obat pribadi: Obat magh, pelega tenggorokan, dan krim antiseptic wajib masuk tas tangan. Apalagi kalo punya kondisi khusus—minta surat dokter dalam bahasa Inggris/Arab.
- Pakaian praktis: Kaos katun longgar lebih baik dari baju koko tebal (padang pasir panasnya nggak main-main!). Bawa 2 pasang sandal wajib—yang satu buat kamar mandi hotel.
- Alat ibadah: Siapkan mukena tipis (bahan jersey), Al-Quran digital di HP, sama plastik zip buat nyimpe sajadah basah abis thawaf.
- Fisik & mental: Latihan jalan 5km/hari sebulan sebelumnya biaya nggak kaget. Download offline map Makkah-Madinah di Maps.me sekalian—jaringan internet di sana sering overload.
Gue juga selalu rekam nomor darurat Saudi (911) dan kontak kedubes Indonesia di Jeddah. Pelajari juga frasa Arab dasar kayak "ayn al-hammam?" (di mana toilet?)—bisa nyelamatin di saat kritis!
Bonus: Bawa powerbank 20.000mAh karena colokan di tenda Arafah limited banget. Dan ingat—tas kecil crossbody itu lebih aman dari pencopet ketimbang ransel!
Maksimalkan Ibadah dengan Memilih Haji Plus Berkualitas
Nih rahasia gue biar ibadah haji plus betulan optimal—bukan cuma jalan-jalan mahal doang:
- Manfaatin waktu transit: Bandara Jeddah biasa delay 3-5 jam. Gue selalu siapin kitab Dalilul Khairat atau audiobook tafsir buat isi waktu (download sebelumnya di Kalamullah).
- Fasilitas VIP buat ibadah: Hotel dekat Masjidil Haram itu bukan buat gaya-gayaan—tapi biar bisa shalat tahajud/jinazah tanpa harus pulang lelah. Cek menara-clock hotel yang bisa liat Ka’bah dari jendela (+ live stream di YouTube) buat yang lagi sakit.
- Bimbingan khusus: Travel top biasanya kasih mutawwif (pembimbing lokal) yang ngerti manasik kontemporer—misal, tau spot strategis buat lempar jumroh tanpa berdesak-desakan.
- Koneksi spiritual: Minta travel atur pertemuan dengan syeikh/syekhah di Masjid Nabawi buat ikutan halaqah khusus. Agen gue dulu ngatur ziarah khusus ke Jabal Uhud dengan pemandu sejarah.
Gue pakai haji plus buat manfaat yang nggak bisa dapet di reguler:
- Free time lebih banyak buat i’tikaf
- Akses translator standby kalau mau konsultasi fiqh ke ulama Saudi
- Bisa umroh bonus sebelum pulang
Tapi ingat—fasilitas mentereng tetap harus seimbang sama niat. Gue selalu ingat pesan ustadz: "Haji plus itu cuma taxi-nya, penumpangnya tetap kita yang harus bertakwa."
Catatan: Travel bagus selalu kasih free waktu kosong (bukan jadwal tur melulu)—biar ada ruang buat ibadah personal. Cek contoh jadwal seimbang di situs resmi Saudi.

Intinya, memilih haji plus itu investasi besar—baik materi maupun spiritual. Dari pengalaman gue, rekomendasi haji plus yang benar-benar worth it harus balance antara fasilitas nyaman dan dukungan ibadah riil. Jangan sampai tergiur kemewahan tapi malah kehilangan esensi ruhiyahnya. Pilih travel yang transparan, akomodasi strategis, dan punya track record jelas biar perjalanan suci nggak jadi beban. Yang terpenting: fasilitas mahal tanpa persiapan mental tetap percuma. Udah gitu aja, selamat hunting agen terbaik!